Semua yang di luar selalu terlihat lebih indah,
Namun ketika sudah di dapati, keindahan itu seperti kenangan yang berlalu begitu saja. Bahkan terkadang untuk mengingatnya pun perlu di ingatkan.
Semua hanya tentang milik kita dan bukan milik kita.
Datang bulan musim berganti ...
Perbudakan itu kian menindas,
Penjajahnya ada dalam pikiran liar kita. Sehingga hidup butuh kemerdekaan, merdeka yang artinya terbebas dari belenggu kemudian berdaulat sebagai pribadi yang utuh.
Bukan salah mata kita ketika memandang, atau bukan pula pikiran kita di saat memikirkan.
Hidup kitalah butuh pencerahan,
Pencerahan dari segala bentuk kesenangan duniawi yang ujung-ujungnya hanya memberatkan rohani dan jasmani yang menanggung kemuraman.
Beban2 itu perlu di turunkan satu2, agar hidup kita menjadi ringan dan pikiran kita menjadi tercerahkan.
Thursday, July 25, 2019
Saturday, July 13, 2019
BIDADARIKU ...
Aku fahami keraguanmu,
Bahwa semakin lanjut waktu berlalu
Tanda tanya itu selalu muncul dan menebal mengenai kapan, kapan dan kapan
Disini kita takkan bisa menjanjikan apapun,
Bukan karena kita tak mampu atau karena penuh keadaan, apalagi hanya mengeluarkan segudang alasan
Cinta ini telah di pupuk oleh jutaan kepercayaan pada awalnya
Hingga kini pohon yang kita tanam itu tengah rindang dan hijau-hijaunya menantikan buah
Cinta ini terus beranak menelurkan bibit -bibit kerinduan yang maha dahsyat,
Rasanya seperti banjir yang menghanyutkan atau seperti hujan deras yang tiada hentinya membasahi badan
Jiwa ini serasa sedang mencumbui rembulan,
Ketika malam-malam datang bertaring seribu bintang,
Aku hanya yang tak kebal terhadap keadaan,
Keadaan yang sudah kita bentuk sedari awal,
Sampai masa indah itu tertunda kemudian
Dan kini tuhan memersatukan kita dalam dekapannya
Dekapan yang hanya boleh kita saja yang tahu
Aku tak ingin cemburu saat orang lain dengan perjuangannya justru cepat-cepat dipertemukan dan segera merajut asa nya,
Aku tak iri ketika orang-orang lebih mudah untuk menikmati,
Biarlah itu milik orang lain
Kenapa kita menginginkan yang sama
Sementara selama ini aku nyaris selalu menolak persamaan
Aku ingin cerita kita adalah sejarah
Sejarah yang berbeda dari kebanyakan para pemeran
Bukan berarti tanpa ujung penantian ini,
Akan tetapi tolehlah olehmu matahari di ufuk timur itu
Dia mencintai bumi meskipun bumi dan ia jauh jaraknya
Apalagi kita yang hanya dipandanginya, menatap langit yang sama dari sudut yang berbeda
Jangan anggap keresahanmu seperti sedang resah sendiri
Aku pun sama, hanya aku tak sama dalam merasakan
Bukan berarti selamanya kita akan menunggu
Tapi seperti yang kamu bilang, waktu akan membuktikan seberapa benar cinta ini seberapa kuatkah
Toh kebahagiaan tak perlu di bicarakan sekarang
Karna bahagia tak butuh alasan
Kita bicara pahit saja dulu sekarang
Sebab pahit itu pasti
Sedangkan bahagia patut di perjuangkan
Selamat pagi, bidadariku ...
Bahwa semakin lanjut waktu berlalu
Tanda tanya itu selalu muncul dan menebal mengenai kapan, kapan dan kapan
Disini kita takkan bisa menjanjikan apapun,
Bukan karena kita tak mampu atau karena penuh keadaan, apalagi hanya mengeluarkan segudang alasan
Cinta ini telah di pupuk oleh jutaan kepercayaan pada awalnya
Hingga kini pohon yang kita tanam itu tengah rindang dan hijau-hijaunya menantikan buah
Cinta ini terus beranak menelurkan bibit -bibit kerinduan yang maha dahsyat,
Rasanya seperti banjir yang menghanyutkan atau seperti hujan deras yang tiada hentinya membasahi badan
Jiwa ini serasa sedang mencumbui rembulan,
Ketika malam-malam datang bertaring seribu bintang,
Aku hanya yang tak kebal terhadap keadaan,
Keadaan yang sudah kita bentuk sedari awal,
Sampai masa indah itu tertunda kemudian
Dan kini tuhan memersatukan kita dalam dekapannya
Dekapan yang hanya boleh kita saja yang tahu
Aku tak ingin cemburu saat orang lain dengan perjuangannya justru cepat-cepat dipertemukan dan segera merajut asa nya,
Aku tak iri ketika orang-orang lebih mudah untuk menikmati,
Biarlah itu milik orang lain
Kenapa kita menginginkan yang sama
Sementara selama ini aku nyaris selalu menolak persamaan
Aku ingin cerita kita adalah sejarah
Sejarah yang berbeda dari kebanyakan para pemeran
Bukan berarti tanpa ujung penantian ini,
Akan tetapi tolehlah olehmu matahari di ufuk timur itu
Dia mencintai bumi meskipun bumi dan ia jauh jaraknya
Apalagi kita yang hanya dipandanginya, menatap langit yang sama dari sudut yang berbeda
Jangan anggap keresahanmu seperti sedang resah sendiri
Aku pun sama, hanya aku tak sama dalam merasakan
Bukan berarti selamanya kita akan menunggu
Tapi seperti yang kamu bilang, waktu akan membuktikan seberapa benar cinta ini seberapa kuatkah
Toh kebahagiaan tak perlu di bicarakan sekarang
Karna bahagia tak butuh alasan
Kita bicara pahit saja dulu sekarang
Sebab pahit itu pasti
Sedangkan bahagia patut di perjuangkan
Selamat pagi, bidadariku ...
Wednesday, July 10, 2019
KITA HIDUP UNTUK SIAPA
Menolongmu berarti menenggelamkan lautan
Menolong lautan berarti menenggelamkanmu dalam kesendirian
Akan kita saksikan zaman seperti apa kemudian
Seperti anak yg tiba2 menyesal karena di tinggalkan oleh ayah ibunya ke liang lahad?
Ataukah seperti sebuah tangisan yg kemudian tak menemui ujung penyelesaiannya?
Kau dan cintamu membusuk dalam keheningan malam yg romantis
Ibarat putri yg hidup dalam mimpinya sendiri
Bahagia ...
Namun di dunia tubuhmu sendiri makin terlelap dalam lena
Makin tak terasa berapa nyamuk menghisap darahmu dan berapa banyak lalat lapar mengerumunimu
Mereka dan cintanya kepadamu
Menanti hari esok dengan bahagianya yg muram
Sama halnya dengan matahari di kala hujan, bersinar pun enggan
Apalagi jika harus menghampiri.
Mereka pun sama bermimpi, tapi mereka bermimpi bukan untuk dirinya sendiri
Keutuhan, itulah yg menjadi damba dalam setiap do'a
Melihat darah dagingnya tersenyum bahagia selamanya
Tapi semuanya egois,
Lihat kemudian betapa dahsyatnya koran-koran rombeng yg menyebarkan berita diluar sana
Itu melukai kita sebenarnya
Namun mereka tak pernah tahu apa rasanya bila mereka menjadi kita
Penjajah-penjajah yg kelelahan
Sehingga untuk menjajah mereka hanya bisa berbusa seperti sabun
Kita hidup sebenarnya untuk siapa?
Ku katakan padamu, pada kalian
Karna kita bukan tuhan ...
Menolong lautan berarti menenggelamkanmu dalam kesendirian
Akan kita saksikan zaman seperti apa kemudian
Seperti anak yg tiba2 menyesal karena di tinggalkan oleh ayah ibunya ke liang lahad?
Ataukah seperti sebuah tangisan yg kemudian tak menemui ujung penyelesaiannya?
Kau dan cintamu membusuk dalam keheningan malam yg romantis
Ibarat putri yg hidup dalam mimpinya sendiri
Bahagia ...
Namun di dunia tubuhmu sendiri makin terlelap dalam lena
Makin tak terasa berapa nyamuk menghisap darahmu dan berapa banyak lalat lapar mengerumunimu
Mereka dan cintanya kepadamu
Menanti hari esok dengan bahagianya yg muram
Sama halnya dengan matahari di kala hujan, bersinar pun enggan
Apalagi jika harus menghampiri.
Mereka pun sama bermimpi, tapi mereka bermimpi bukan untuk dirinya sendiri
Keutuhan, itulah yg menjadi damba dalam setiap do'a
Melihat darah dagingnya tersenyum bahagia selamanya
Tapi semuanya egois,
Lihat kemudian betapa dahsyatnya koran-koran rombeng yg menyebarkan berita diluar sana
Itu melukai kita sebenarnya
Namun mereka tak pernah tahu apa rasanya bila mereka menjadi kita
Penjajah-penjajah yg kelelahan
Sehingga untuk menjajah mereka hanya bisa berbusa seperti sabun
Kita hidup sebenarnya untuk siapa?
Ku katakan padamu, pada kalian
Karna kita bukan tuhan ...
Subscribe to:
Posts (Atom)