Saturday, September 29, 2018

DARI DELHI VAN JAVA MENUJU SWISS VAN JAVA


Suatu hari di musim kemarau tahun dua ribu Sembilan, bulan satu. Kabayan milenial baru saja menginjakan kakinya di daerah Tarogong sebrang patung semar Pasar kemis tepatnya, Dia datang di antar oleh seorang tukang ojek yang tak lain adalah tetangganya sendiri. Dari Tasikmalaya mereka berangkat pukul tujuh pagi dan tiba dengan selamat di tarogong pada pukul Sembilan siang, siapa yang kabayan milenial jumpai sesampainya disana ? tiada lain sahabatnya sendiri yang bernama Afgan Mahmud. Sedikit mengenai profil Afgan Mahmud, dulu dia merupakan teman baru yang dikenal kabayan milenial sewaktu mengikuti kegiatan kursus selama satu tahun di salah satu lembaga pendidikan pelatihan yang ada di kota Tasikmalaya. Keakraban mulai terjalin ketika kabayan milenial memutuskan pindah dari kost-an yang terletak di kampung sambong, kemudian kembali nge-kost di salah satu rumah warga di cibaregbeg tepatnya. Nah Afgan Mahmud ini pun sama kost di rumah tersebut, akhirnya karna satu kost singkat kata mereka pun menjadi sahabat yang solid.
Selesai dari lembaga pelatihan yang lamanya tak lebih dari satu tahun, Kabayan milenial segera di terima kerja di salah satu perusahaan otomotif ternama di kota Tasikmalaya ( halllahhh ngarepπŸ˜‚πŸ˜‚ …. Hahaaaa ), salah. Yang betul itu, Kabayan milenial segera kembali ke pangkuan ayah ibundanya di kampung ( hiksss … 😣😣langsung mellow sambil gigit jari tetangga ). Hari-hari ia lewati dengan sepi, terkadang hari-harinya ia lewati juga dengan menulis puisi. Puisi baper, puisi cita-cita super atau bahkan puisi cinta untuk ayah dan ibunya. Ya seperti itulah nasib kabayan milenial di tahun dua ribu delapan.
Januari dua ribu Sembilan ada info dari Afgan Mahmud kalau dirinya sudah bekerja di salah satu toko makanan khas garut ya di tarogong itu tepatnya, nah kabayan milenial langsung sumbringah “ kalo udah dapat kerjaan bagi-bagi atuh euy “ kurang lebih seperti itu ungkapan Kabayan milenial saat pertama kali menerima kabar dari sohibnya. Si sohib menambahkan kembali kata-katanya “ ya lumayanlah, brow. Itung-itung di kampung mah cuma nganggur, ya mungkin disinilah jodoh rezeki hehee “. Kata si afgan Mahmud sambil ketawa .
“ oke deh, aku ikut “ pungkas kabayan milenial mengakhiri pembicaraannya dengan afgan Mahmud di hapenya yang naas layar tengahnya tampak kemilau, akibat tak sengaja kena panas solder.
***
Berhari-hari kemudian, Kabayan milenial mulai mengeraskan tekad untuk terus semangat dengan hidup barunya di belahan bumi swiss van java ini.
Kendati bersama dengan sahabatnya, akan tetapi untuk kegiatan melayani konsumen mereka di pisah tempat. Ada dua toko oleh-oleh milik bos mereka, dimana yang satu di pegang oleh rekan afgan Mahmud dan yang satu lagi dipegang oleh seorang bapak tua saudara dari pemilik toko. Kabayan milenial kebetulan di tempatkan di toko yangdi pegang oleh pak tua saudara si pemilik toko.
Suka duka menjadi pelayan toko kian dirasakan oleh Kabayan milenial seiring berlalunya waktu. Sukanya ketika begitu banyak konsumen yang beli, dukanya ketika toko sepi dan barang yang dijual nganggur saja hanya sesekali di balik dan di bersihkan biar selalu tampak menarik perhatian calon konsumen yang lewat.
Setiap pagi mereka harus sudah siap membuka rolling door toko dan membersihkan lantainya dengan cara di sapu dan di pel, selesai nge-pel mereka harus melap etalase atau barang-barang yang nampak berdebu biar tidak terlihat seperti tidak terurus. Selesai lap-lap, mereka pun harus menyiram halaman toko dengan air supaya debu-debu dari jalan utama hilang bersama air menuju parit trotoar.
“ mud, kalau di pikir-pikir mah kita udah kayak pemilik syah dari toko ini nya πŸ˜‚πŸ˜‚…. Hahaaaa “ tukas kabayan milenial dengan gaya bicara ( lentong ) khasnya kepada sohibnya yang sering ia panggil dengan sapaan ‘ mud ‘ itu di sela-sela mereka sarapan jam sepuluh pagi ( upsss … ).
“ ya … siap-siap aja, brow …. Karna nanti plang toko ini pun akan segera berubah nama menjadi Mahmud rasa …. 😁😁😁Hahaa “. Tak kalah canda Mahmud pun berceloteh
“ bener tuh … tapi nunggu dulu tahun 2500 … hahaa “
“ sialan …. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚hahaa “ pungkas Mahmud sambil membawa piring kotor bekas makannya kearah kamar mandi.
Seperti itulah mereka melewati hari-hari barunya, setelah di tahun dua ribu delapan pulpen dan sertifikat dari lembaga pendidikan pelatihan di masukkan ke dalam laci mereka masing-masing di tempat asalnya, delhi van java.
Bukan perkara mudah memang bisa bersaing di arena kerja yang salahsatu persyaratannya dengan cara menyelipkan fotokopi ijazah beserta seperangkat kertas lamaran kerja, untungnya mereka di permudah dengan tidak perlu membawa lamaran untuk kerja di toko ini, cukup tekad saja dan amanah untuk setia menjaga dan memelihara kelangsungan perekonomian toko.


Cag heula, pamiarsa.
Dugi kadieu heula lalakon na.
Wilujeng wengi ahad wae ka sadayana.πŸ€—πŸ€—πŸ€—
Yuu ah permiossssssssssss ……..😎😎😎😎😎


LUYUBAKTI MENGAJI


Luyubakti, 29-09-2018

Selamat malam teman-temanku, seperti biasa malam ini Saya akan berbagi kembali tentang kegiatan Saya siang tadi😊😊, tepatnya kegiatan pengajian rutin bulanan kantor desa luyubakti yang rutin di adakan tiap hari sabtu pekan ke empat di penghujung bulan. Tempat kegiatannya suka di adakan di kantor desa atau tak jarang di aula bale desa luyubakti. Penceramahnya seperti biasa dari jajaran anggota MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) Desa Luyubakti yang dilaksanakan secara bergilir memberikan materi bahasan, sebagaimana tadi siang materinya membahas  seputar pelaksanaan ibadah sehari-hari, tatakrama dan tatacara ibadah yang baik.
Dari sekian pembahasan materi yang di suguhkan oleh penceramah, munculah satu demi satu permasalahan yang kiranya menjadi hal yang kemudian diangkat dalam sebuah pertanyaan dari para peserta pengajian. Berhubung selain pembahasan materi, dalam acara ini pula selalu terbuka sesi tanya jawab secara serentak manakala di rasa perlu ada yang ditanyakan dari peserta ( mustami’ ) pengajian. Seperti misalnya ketika penceramah membahas suatu materi, kemudian mustami’ merasa materi tersebut mengingatkan pada sebuah masalah yang terkadang belum pernah menemukan jawabannya, nah secara langsung mustami’ mengacungkan tangannya. Lalu penceramah menghentikan dulu sementara waktu pembahasannya untuk menyimak pertanyaan dari mustami’, 😊begitu seterusnya selama kegiatan pengajian. Alhasil suasana pengajian ini pun serasa makin hidup dengan adanya pertanyaan – pertanyaan, tanggapan-tanggapan dan tentunya yang pasti jawaban dari para penceramah.
Acara pengajian rutin bulanan desa ini dibuka secara langsung oleh kepala Desa Luyubakti, baru kemudian menginjak kepada acara pokok. Mustami’nya sendiri datang dari berbagai elemen Masyarakat yang ada di desa luyubakti, diantaranya dari jajaran MUI Desa Luyubakti, elemen pemerintahan/perangkat desa luyubakti, guru-guru madrasah diniyah, para ketua RT, para ketua DKM ( Dewan Kemakmuran Masjid ) dan bahkan dari tokoh perempuan desa luyubakti pun turut hadir.

Acara pengajian rutin bulanan desa Luyubakti pun selesai sebelum adzan dhuhur berkumandang, setiap orang bergegas untuk pulang ke tempat tinggalnya masing-masing.
Saya sendiri beranjak menuju meja kerja Saya untuk kembali melanjutkan membuat laporan kependudukan rutin akhir bulan yang tadi sempat tertunda selagi kegiatan pengajian berlangsung😊😊, lebih lanjut nanti laporan akhir bulan ini biasanya harus segera di setorkan ke kantor kecamatan Puspahiang melalui bagian kependudukan setiap menginjak penghujung bulan untuk di inputkan pada data yang ada di kantor kecamatan Puspahiang.
Baik teman-temanku, cukup sekian sharring Saya saat ini.

Terima kasih atas perhatiannya, mohonmaaf atas segala kekurangan.✋

Selamat malam dan selamat beristirahat.πŸ€—πŸ€—

Thursday, September 27, 2018

SILATUROHMI PETUGAS BPP KECAMATAN PUSPAHIANG KEPADA KWT CITRA BUMI

Pasirlaja, 

Teman-temanku yang budiman, malam ini seperti  biasa Saya akan kembali berbagi kepada kalian tentang kegiatan Saya tadi siang😊. dimana tadi Saya sempat menghadiri kegiatan penyuluhan pertanian di kelompok wanita tani Citra Bumi, penyuluh pertaniannya sendiri adalah dari petugas Balai Penyuluh Pertanian ( BPP ) Kecamatan Puspahiang. Ada sekitar lima orang petugas yang hadir, terdiri dari kepala BPP Kecamatan Puspahiang ( Muhlis ) dan para penyuluh pertanian Wilayah Binaan ( Wilbin ) Desa.

Acara dimulai sejak pukul Sembilan pagi bertempat di kediaman ketua kelompok wanita tani Citra Bumi, ibu Armilah. Kegiatan tersebut tidak hanya sekedar kegiatan penyuluhan semata, akan tetapi juga merupakan kegiatan silaturohmi antara petugas BPP Kecamatan Puspahiang dan para ibu kelompok wanita tani Citra Bumi.

Kegiatan penyuluhan pertanian yang pesertanya merupakan kaum ibu ini, di maksudkan untuk lebih memantapkan langkah para ibu KWT agar lebih mampu memanfaatkan sumber daya yang ada serta pemanfaatan pekarangan rumah yang utama dengan cara di tanami berbagai macam tanaman sayuran, yang nantinya akan berimbas pada tercukupinya kebutuhan sayuran segar untuk keluarga tanpa perlu susah-susah membelinya dari pasar, tukang sayur ataupun dari warung. Lebih jauh dari itu harapan untuk kelompok wanita tani Citra Bumi ini bisa lebih produktif dengan menghasilkan produk sayuran segar yang bisa di jual dan hasil dari penjualannya sendiri bisa untuk mengisi kas kelompok serta sebagian dari hasil penjualannya juga bisa di manfaatkan oleh masing-masing dari ibu-ibu kelompok wanita tani Citra Bumi nantinya.

Dalam kegiatan penyuluhan πŸ‘ˆπŸ‘ˆπŸ‘ˆpertanian ini pula di buka sesi tanya jawab antara petugas dan para peserta penyuluhan. Tak lupa di singgung pula masalah yang menyangkut kesehatan ternak ayam kampung budidaya kelompok wanita tani Citra Bumi  yang pada sore hari kemarin sempat mati satu ekor.

Acara penyuluhan berlanjut pada praktek pencampuran tanah untuk media tanam bibit sayuran, sebagai bentuk dari bukti nyata kesungguhan tim dari BPP Kecamatan Puspahiang dalam rangka penyuluhan tepat guna kepada kelompok wanita tani Citra Bumi. Ibu-ibu kelompok wanita tani Citra Bumi pun sangat antusias dalam mengikuti tahap demi tahap penyuluhan.

Acara di tutup dengan ramah-tamah di sertai santap nasi liwet bersama-sama, kemudian foto-foto untuk dokumentasi.

Baik teman-temanku, cukup sekian dari Saya. Mohon maaf jikalau ada salah penulisan dan kata-kata.
Selamat malam dan selamat beristirahat


Tuesday, September 25, 2018

WISUDA ACHIE


Bismillahirrohmaanirrohiim !
Selamat malam, teman-temanku !😊
Apa kabarnya sekalian malam ini?😊
Semoga sehat wal’afiat ya tidak kekurangan sesuatu apapun😊😊😊.
Salam jumpa kembali di blog Saya, malam ini Saya ingin bercerita tentang kegiatan Saya tadi siang sampai sore hari. Kegiatannya sih bukan rutinitas di kantor Desa seperti biasa, akan tetapi kebetulan tadi Saya ikut menghadiri kegiatan wisuda adik pertama Saya di salah satu perguruan tinggi swasta ternama di kabupaten Tasikmalaya.
Wihhh ……. panas-panasan mas bro and mbak sis ……😁😁di karnakan memang cahaya matahari lagi mantap-mantapnya tuh bersinar jam segitu di tambah dengan hiruk pikuk orang-orang mulai dari yang jualan karangan bunga, pernak pernik wisuda, para tukang foto membaur jadi satu. Saya pun terpaksa harus memarkir sepeda motor Saya di luar pagar lapangan heliped / Dozer karna lokasi di gelarnya acara wisuda sudah penuh di padati orang-orang dari berbagai wilayahπŸ€”πŸ€”.
O ya teman, kalau dengar kata “ wisuda “ Saya jadi teringat kata-kata teman Saya dulu. Tapi entah benar atau tidak secara umum, katanya “ wisuda itu terdiri dari dua suku kata ‘wis’ yang artinya sudah dan ‘uda’ yang artinya selesai, jadi katanya kalau digabungkan ‘ wisuda itu artinya sudah selesai ‘. Hehee …😁😁 tapi entah darimana asal dan dasarnya, hanya saja waktu itu sampai sekarang Saya hanya bisa tersenyum dan manggut-manggut sambil dalam hati ngomong ‘ bener juga sih, wisuda kan kegiatan di akhir masa kuliah, selesai juga seluruh kegiatan belajar seperti biasa, berarti benar-benar wisuda/udahan ‘.
Oke, kembali ke laptop😎.
Kurang lebih sekitar jam sepuluh siang Saya tiba di tempat pelaksanaan wisuda Achiee nama panggilan akrab adik Saya, cuma sayang Saya gak bisa masuk ke aula dimana prosesi pelantikan wisudawan dan wisudawati berlangsung. Sebab yang diperbolehkan masuk hanya orang-orang ‘ tertentu’ 😎saja, seperti orang tua dari wisudawan dan wisudawati serta tentu para wisudawan, wisudawati. Selebihnya ya seperti Saya nunggu diluar aula dibawah naungan tenda yang memang sudah di siapkan oleh panitia penyelenggara dengan deretan kursi plastik berwarna merah, ada televisi juga disana yang menampilkan prosesi pelantikan wisudawan wisudawati dari dalam Aula. Jadi gak begitu rugi juga walau hanya di luar dengan hanya menyaksikan via layar kaca.
Acara demi acara berlangsung, pelantikan wisudawan wisudawati, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan sampai kemudian do’a dan penutup.
Mulai tuh pintu samping aula di bukaπŸ˜₯, Saya mengira mungkin akan lewat jalur samping keluarnya para wisudawan dan wisudawati serta ayah ibunya. Tapi ternyata dugaan saya meleset, semua keluar melewati pintu depan Aula dan wawwww ….. 😣mulai tuh berhamburan orang-orang keluar dari dalam Aula.
Ini sih kebangetan mas bro dan mbak sis, ….
Maksudnya kebangetan hiruk pikuknya sampai sulit melangkah saking padatnya kerumunan orang-orang yang berjalan perlahan, tapi ambil asyiknya aja mungkin memang seperti inilah yang terjadi di tiap kali acara wisuda di gelar disini.
Tengok kanan tengok kiri mata Saya tidak diam melirik sekitar barangkali Achiee muncul dan tak lama kemudian adik Saya yang bungsu yang kebetulan ikut juga hadir bersama Saya, berseru sembari menunjuk “ itu a si teteh teh ! ( itu kak, si kakak perempuan ). Kami pun segera menghampiri dengan sangat tidak mudah karena harus berusaha selap-selip di dalam kerumunan.
Akhirnya setelah ‘berjuang’ sekuat upaya, Kami pun dapat berkumpul di halaman masjid. Dan untuk selanjutnya Saya juga sempat merekam sebuah video pendek ( vlog ) dimana Kami berkumpul dan melakukan sesi pemotretan, videonya bisa teman-teman saksikan disini, πŸ‘ˆtinggal klik saja.
oke teman-temanku yang budiman, untuk malam ini dicukupkan sekian ceritanya.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan Penulisan dan kata-kata yang kurang berkenan di hati
Selamat malam dan sampai jumpa.



Saturday, September 22, 2018

ISENG-ISENG


Bismillahirrohmaanirrohiim !

Selamat petang, teman-temanku !
Semoga hari ini kabar baik senantiasa menyertai Kita sekalian, amiin.

O ya berhubung ada kesempatan nih sekedar mengisi waktu senggang, iseng-iseng Saya buka galeri di handphone Saya dan wahhh … dah ada sekitar seratusan foto lebih yang nangkring disana. Bukan foto-foto baru sih sebenarnya, hanya memang sayang kalau di buang  … yaa gitu-gitu juga kan bagian penting dari perjalanan hidup saya ( ce’ ileeee ….πŸ˜ƒπŸ˜ƒπŸ˜ƒ Heheee ). Foto-fotonya sih gak jauh dari seputar kebersamaan dengan rekan-rekan kerja di kantor Desa Luyubakti, baik saat lagi santai, jam istirahat atau lagi ada kegiatan khusus yang sifatnya di luar jam kerja.

Oke di awali dengan foto ini,

Foto ini di ambil pada hari jum’at tanggal 27 April 2018 sekitar jam delapan malam lebih, kebetulan pada malam itu ada kegiatan tabligh akbar di aula bale desa Luyubakti dalam rangka peringatan hari besar islam ( PHBI ) Isra Mi’raj baginda Nabi Muhammad Sollallohu ‘alaihi wa sallam. Ya gitu deh jebrodt ( pengambilan foto oleh kamera hp versi Saya ), posenya tanpa mikir dulu yang penting jebrodt aja hehee …πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†

Di foto itu yang sebelah kiri, Saya sendiri yang di tengah rekan Saya Rudi Gunawan ( jabatan Kasi Kesra) dengan senyumnya yang khas dan yang sebelah kanan Yogi Anjas Asmara ( jabatan Kepala Wilayah Cilangkap 1 ) sekaligus yang paling bisa ngaliwet ( masak beras dengan cara di rebus dengan takaran air dan bumbu tertentu), hingga menghasilkan nasi liwet yang muantap di lidah.

Lanjut ke yang ini

Nah foto ini di ambil pas hari senin tanggal 30 April 2018 pukul delapan pagi, momen ini ketika lagi nunggu yang bawa kunci kantor. Jadi daripada cuma nunggu sambil sentuh-sentuh layar hp, ya sekalian mending jebrodt dulu aja mumpung hari masih pagi hehee …
Yang di foto itu Saya dan Solihat ( jabatan Kepala wilayah Mulyasari ).

Lanjut

Foto ini di ambil tanggal 2 mei 2018 hari rabu jam setengah Sembilan pagi, ini tepatnya sebelum pelaksanaan rapat rutin Kantor desa Luyubakti. Seperti biasa, jebrodt …πŸ˜‹

 Ya sudah menjadi agenda rutin  kantor desa bahwa untuk kegiatan rapat baik rapat intern maupun rapat terbuka dengan masyarakat selalu diadakan pada hari Rabu, kalaupun tidak hari rabu pasti hari sabtu. Entah alasannya apa yang pasti seperti sudah menjadi sebuah ketentuan dan rutinitas sejak lama dua hari spesial itu begitu “ di keramatkan “ ( ce ileee … becanda, bos.πŸ˜† hehee ).  Bajunya putih semua karna memang hari rabu mesti mengenakan baju kemeja putih. Nah itu yang di foto posisi kedua dari kanan namanya Soleh ( jabatan Kepala Wilayah Bunisari ).

Terus ke yang ini 

Foto ini di ambil tanggal 3 mei 2018 hari Kamis jam Sembilan pagi, kegiatannya kalau tidak salah peringatan hari bakti gotong royong masyarakat kabupaten Tasikmalaya.
Kegiatan yang di adakan oleh pemkab Tasikmalaya tersebut diantaranya bazar aneka macam produk khas dari tiap kecamatan yang ada di kabupaten Tasikmalaya, aneka produk itu di simpan di stand-stand dadakan menyerupai tenda yang atapnya di bentuk kerucut.

Cuma maaf untuk foto bazarnya sendiri tidak sempat Saya abadikanπŸ˜…, hanya foto kebersamaan saja dengan rekan-rekan perangkat Desa Luyubakti.

O ya belum sempat diperkenalkan, itu pada foto terlihat ada yang pake pakaian adat khas sunda. Iket kepala dan baju serta celana hitam ( pangsi ). Kedua dari sebelah kanan namanya Pak Daryanto ( jabatan Sekretaris Desa ) dan yang kedua dari sebelah kiri namanya Nanda Permana ( jabatan Kepala Wilayah Karangsari ).

Lanjut

Nah kalau foto ini agak sedikit berbeda, karna diambil pas malam hari di kampung citiwu ( salah satu kampung di desa Luyubakti ), acaranya waktu itu Tabligh akbar. Kegiatannya kalau gak salah imtihanan / kenaikan kelas Diniyah Khoerul munawar …. CMIIWπŸ˜‰πŸ˜‰.

Pada pake peci hitam semua dan baju koko, yang di sebelah kiri adalah Pak Suryana/Suma ( jabatan Kepala Desa ).

Lanjut

Ini foto diambil pas jam istirahat, tepatnya jam setengah dua sore tanggal 2 januari tahun 2018 hari selasa. Waktu itu hari pertama masuk kerja di tahun baru 2018 karena pas tanggal 1 januarinya tanggal merah.

Lanjut
Ini foto pas momen pengajian rutin bulanan DKM Jami’ Al-ikhlas kampung cukcrukan rt 005 rw 002 tanggal 02 maret 2018 hari jum’at pukul 2 siang.
Pengajian ini di hadiri oleh kepala wilayah karangsari, utusan MUI desa luyubakti dan seluruh warga rt 005 rw 002.


Oke teman-temanku yang budiman, cukup sekian saja upload-an dan uraian yang rancunya … hehee.
Maaf belum mahir nulis, maklum pemula yang mimpi jadi seorang penulis ( waseeekkk …watsimmm waprettttttt ....preeeettt πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚)πŸ˜ƒ.


Sekarang dah jam setengah delapan malam, akhir kata dari Saya mohon maaf jika ada salah-salah kata dalam tulisan ini.

Selamat malam untuk kalian, sehat selalu dan semoga senantiasa ada dalam lindungan Alloh Subhanahu wata’ala. Amiiin



Monday, September 17, 2018

UNTUK CITRA BUMI


Kegiatan rapat rutin Kelompok Wanita Tani ( KWT ) Citra Bumi yang telah di selenggarakan pada tanggal 15 Agustus 2018 lalu, bertempat di ruangan Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Ikhlas Kampung Dangdeur. Rapat yang di dominasi oleh ibu-ibu itu membahas tentang sudah sejauh mana peran aktif anggota kelompok dalam tiap kegiatan yang di adakan oleh KWT Citra Bumi sendiri, seperti dalam kegiatan olah pekarangan rumah yang isinya memanfaatkan lahan pekarangan rumah seoptimal mungkin untuk di tanami tanaman jenis sayur-sayuran, tanaman obat ( apotek hidup )dan lain sebagainya. Senada dengan hal tersebut, kegiatan KWT itu pun tidak hanya sebatas pemanfaatan pekarangan rumah saja, akan tetapi pemanfaatan lahan tidur ( salah satu tanah desa ) yang terletak di kampung dangdeur yang dulu belum bisa dimanfaatkan dengan baik, kini setelah terbentuk KWT yang di pelopori oleh ibu-ibu pengajian pada awalnya ini, Alhamdulillah lahan tidur itu pun sudah bisa di tanami jagung, kacang Panjang, ubi jalar dan kacang tanah.
Kendati KWT Citra Bumi ini baru terbentuk pada tanggal 8 Desember 2017 yang lalu, akan tetapi tidak menyurutkan langkah para ibu KWT untuk terus produktif dalam hal pengolahan/pemanfaatan lahan Pekarangan rumah yang utama. Bantuan yang berupa bibit tanaman pun mulai di datangkan melalui petugas penyuluh pertanian ( Wilbin ) setempat, seperti  bibit cengkeh, kacang panjang, dan pala.
Rapat rutin itu juga menyinggung perihal baru-baru ini mengenai bantuan bibit ayam kampung sebanyak 65 ekor yang sekitar dua hari sempat di tampung dulu di kandang ayam milik Ketua KWT ( ibu Armilah ). Yang kemudian berdasarkan hasil rapat dan kesepakatan bersama, ke-65 bibit ayam kampung tersebut akan di bagikan untuk di pelihara dan di kembang biakan di kandang milik masing-masing anggota KWT, tujuannya tidak lain untuk mempermudah pemeliharaan, mengingat jika di pusatkan pada satu titik lokasi kandang ayam tidak akan begitu efektif di karnakan jarak tempat tinggal para anggota KWT yang berjauhan. Belum lagi mengenai pakan ayam tersebut, kesediaan kas dari KWT Citra Bumi sendiri tidak akan cukup memadai untuk menjamin ketersediaan pakan secara berkelanjutan. Sementara jika bibit ayam kampung tersebut di bagikan sebagai titipan untuk di pelihara oleh anggota KWT, minimal untuk pakan sendiri bisa di berikan dari sisa-sisa makanan atau sisa sayuran yang tidak terpakai dari dapur.
Di hari yang berbeda bantuan bibit kembali datang, kali ini bibit jambu biji sebanyak 120 pohon yang terdiri dari 60 bibit pohon jambu biji daging merah dan 60 bibit pohon jambu biji daging putih. Bantuan bibit langsung di salurkan oleh petugas penyuluh pertanian kepada ketua KWT Citra Bumi.
Bantuan lain seperti pupuk organik dan peralatan bercocok tanam menyusul kemudian, untuk di gunakan sebaik-baiknya dalam hal mendukung kelangsungan kegiatan KWT Citra Bumi lebih baik, unggul dan maju.
Harapan ke depan semoga KWT Citra Bumi ini makin mandiri, produktif dan berkesinambungan, ditopang dengan kinerja dan kerjasama yang solid antara anggota kelompok, dan instansi terkait di samping juga dukungan dari pemerintah setempat sangat di butuhkan guna menunjang keberlangsungan KWT ini.

Sunday, September 16, 2018

JELANG PEMILIHAN ANGGOTA BPD DESA LUYUBAKTI


Musyawarah panitia pemilihan anggota Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) Desa Luyubakti, yang dibuka langsung oleh Kepala Desa Luyubakti ( Suryana ) dilanjutkan dengan penuturan dari Ketua Panitia Pemilihan Anggota BPD Desa Luyubakti ( Daryanto ) fokus mengenai mekanisme pemilihan yang diantaranya membahas kriteria bagi pendaftar / calon anggota BPD Desa Luyubakti, rincian kelengkapan persyaratan yang harus di ajukan oleh pendaftar/calon, tahapan penjaringan bakal calon / pendaftar yang tahap pertama akan di selenggarakan terlebih dahulu di tiap wilayah / Kedusunan yang ada di desa Luyubakti, baru kemudian tahap berikutnya di laksanakan di Desa.
Musyawarah yang dihadiri oleh 15 orang peserta musyawarah tersebut berlanjut dengan tanggapan-tanggapan dari peserta Musyawarah / Panitia Pemilihan anggota BPD Desa Luyubakti terkait persyaratan yang harus di ajukan oleh pendaftar/calon dan pelaksanaan kegiatan pemilihan yang akan di mulai bulan Oktober awal.
Berikutnya pembahasan mengenai waktu dan tempat secara spesifik akan di musyawarahkan terlebih dulu oleh anggota panitia dengan para Kepala Wilayah / Punduh masing-masing kedusunan.
Segera setelah acara Musyawarah selesai, untuk pengumuman kepada masyarakat perihal  penjaringan bakal calon anggota BPD desa Luyubakti akan di sebar melalui selembaran yang di tempel di tempat-tempat / fasilitas umum strategis yang nantinya mudah di akses oleh Masyarakat Desa Luyubakti, di samping memang untuk informasi secara verbal telah di utarakan jauh-jauh hari kepada warga Masyarakat Desa Luyubakti baik melalui rapat terbuka di Aula Desa Luyubakti maupun pada acara-acara pengajian rutin yang biasa di laksanakan di tiap Mesjid-mesjid Jami’ yang ada di desa Luyubakti.

Saturday, September 15, 2018

BALADA TIGA BUTIR PASIR

         Tak terasa waktu begitu cepat mempengaruhi keadaan, dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan berganti bulan dan begitulah seterusnya seperti tengah mengalir menjalani siklusnya. Adapun Kita sebagai makhluk yang tak kebal oleh gilasan perputaran waktu, hanya bisa menghitung sudah berapa kali umur ini berkurang dari jatahnya yang telah Tuhan tentukan sejak dulu kala.
Apa kabar adik-adikku ?, semoga kalian sehat selalu, diberi kelapangan rezeki atas umur dan kesehatan, atas jiwa serta barokah senantiasa melumuri Kita semua. Amiin !

Tahun lalu, di akhir seribu Sembilan ratus Sembilan puluh lima. Engkau tak ubahnya seperti sebuah boneka agung yang diberi kesempatan luar biasa untuk hidup dan merasakan terpaan angin pagi di padang ilalang Pasir Incuing yang segar, aroma Namamu bagai kuncup bunga melati yang tercium harum oleh ribuan lebah madu yang memanjatkan do’a dari kejauhan seiring luluhnya sujud kening seorang Bapak di rantau kota kembang.
Matahari di dingin pagi kian dirindukan sejak bacaan “ Tarhim “ berkumandang dari kejauhan, menyusul setelah itu bunyi Adzan bersahutan pertanda subuh sudah datang dan lampu tempel minyak tanah di turunkan dari balik dinding bambu bercat kapur.
Ada ngeri yang berhamburan pergi manakala kokok ayam jantan berbunyi mendendang tentang masih adanya harapan di masa depan seiring waktu berjalan.
Tebing tanah masa itu menjadi tempat sepi yang begitu indah di tuangi curahan hati masa kecil, lugu, dekil dan bau keringat. Sayup-sayup suara kodok yang selalu mendiami lubang buatan terdengar seperti tengah menikmati kemenangan, dengan lagak penuh olokan dia merapatkan kulit kasarnya makin dalam ke pojokkan, aku pun harus mengalah dan kembali menggali lubang.
Matahari perlahan meninggi seiring tangismu yang kadang terdengar  memecah keheningan, lalu ibu memangkumu dengan penuh kasih sayang, memberikanmu separuh nyawanya yang tidak akan pernah terbilang di masa sekarang.
Hidup di masa itu hanya tentang segenggam roti beroles mentega dan bungkus kulit yang selalu beda di saat musim lebaran tiba, tidak ada yang megah kecuali kehangatan keluarga manakala berkumpul menikmati jamuan kasih sayang Tuhan yang luar biasa.

Jika sore telah datang dan cahaya matahari tak lagi mampu menembus melewati kaca hingga ke dalam, di sanalah sepasang mata iba mengintip di balik rimbunnya kebun dalam kejernihan kaca jendela.
Lembayung dan kekhawatiran pun mulai menyelinap lambat-lambat tentang gubug kecil dan hutan bayangan dalam belantara merakayangan. Tidak ada yang mampu menolong, melainkan hanya Tuhan saja berpusatnya segala keluh dan adu setelah air wudhu kering di atas hamparan sajadah.

*   *   *
Sekian musim telah berlalu, Pasir Incuing dan segala ceritanya tinggal menjadi kenangan pelipur lara di masa yang akan datang.
Apa kabar adik-adikku ? semoga seiring semakin tumbuhnya cita-cita dan semangat juang, Kita juga senantiasa untuk tidak pernah lupa nasehat ibu bapak Kita agar selalu bersyukur dan tidak pongah atas apa yang Tuhan titipkan.
Istana pohon sebentar lagi akan rampung, dan sementara waktu Kita hanya berdiam diantara tempelan anyaman bambu menitipkan pesan bagi malam bahwa kedinginan barangkali sebentar lagi akan segera pamitan serta mengucap salam kerinduan.
Merah putih seragamku, sepulang sekolah memeluk ibu. Ada apakah gerangan ? rupanya hadiah besar akan kembali datang sebagaimana dulu engkau terlahir.
Hari itu tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan, masa krisis moneter sedang menjadi-jadinya, Engkau si bungsu menyapa dunia menjelang pukul enam pagi. Segenap haru biru dan rasa terima kasih kepada sang maha kuasa pun meledak, lantaran Engkau terlahir dengan begitu mudah dan sempurna sebagaimana kakak keduamu.
Pasirlaja kini hangat bersama waktu yang tak membiarkan satu ayat pun terlewat dalam nyanyian tangismu di tiap senja hingga malam tiba,
Segenggam harap dan do’a, tercium di semerbak bunga mawar yang mengalun bersama do’a seorang bapak yang membuka telapak tangannya tengadah ke langit mengucap pinta seusai sembahyang Maghrib.
Alhamdulillah …
Kini dua puluh Sembilan tahun telah berlalu, kerinduan itu tak pernah sirna. Cukcrukan dengan tebing hijau dan hamparan sawah yang di sisinya mengalir parit-parit kecil tempat burayak, bogo dan ikan lele beranak pinak. Disana dalam lumpur yang padinya baru seminggu selesai tanam, belut-belut seakan telah menanti umpan cacing yang di balutkan ke kail ( urek ) yang dahulu pernah dan hampir tak terlewatkan.
Pasir incuing dan kidung misteri serta kengeriannya ba’da senja begitu mengurat di dada, dalam-dalam ku jumpai masa dimana sebutir padi pun menjadi sangat penting ketika ada satu biji saja yang meloncat dari tumbukkan alu lesung.
Pasirlaja dengan sejuta pesona, tumbuh hijau bersama daun-daun pisang yang tampak subur jika dipandang dari kejauhan. Waktu sore begitu di nikmati sambil menonton di atas bukit, bahkan ketika musim kemarau tiba, dulu disini sangatlah ramai dengan para penerbang layangan. Sorak sorai dari jagoan yang menang aduan melawan blok pasir kotok kian ramai, menjadi ciri khas yang sekarang nyaris punah.
Pasirlaja semakin pasir, bukan pasir pada umumnya. Akan tetapi sebuah bukit, yang kini orang tua Kita menikmati masa senjanya disana.
Apa yang telah Kita beri untuk Mereka ?
Apakah benar sebuah pemberian ?
Ataukah hanya sebuah lelucon tentang lautan kasih sayang yang tidakkan pernah terbalas biar telah menjadi bergudang-gudang ganduan garam di kota.
Bagaimana kabr Kita mala mini ?