Friday, April 24, 2020

BARU SELESAI BEBERAPA KEPING, SELEBIHNYA MOHON BERSABAR YA 🤗

  
   Sambil menunggu datangnya waktu berbuka puasa atau lebih dikenal dengan istilah ngabuburit, Saya akan kembali menulis mengenai pencetakan dokumen kependudukan yang salahsatunya adalah pencetakan Kartu Identitas Anak ( KIA ). 

KIA ini digunakan sebagai kartu pengenal bagi anak usia 0 hingga 17 tahun kurang 1 hari layaknya KTP-EL, disamping itu juga nantinya dapat digunakan sebagai pendukung kelengkapan administrasi manakala si anak mau masuk sekolah.
KIA ini diterbitkan oleh dinas kependudukan dan pencetakan sipil yang untuk tatacara mendapatkannya bisa ditempuh dengan dua cara. Yang pertama, masyarakat bisa mendaftarkan data diri anaknya secara langsung ke kantor disdukcapil kabupaten Tasikmalaya dengan membawa kelengkapan persyaratan, dan yang kedua bisa dengan cara kolektif oleh kecamatan. Dari dua cara tersebut tentu ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing, kalau mendaftar dengan cara datang langsung ke disdukcapil, keuntungannya KIA bisa langsung cetak hari itu juga dan bisa langsung dibawa pulang oleh yang bersangkutan. Hanya saja tentu harus meluangkan waktu seharian, kenapa? Karena meskipun relatif mudah, di kantor disdukcapil kabupaten Kita akan diberi nomor antrian dan Kita biasanya disuruh nunggu panggilan, beruntung jika nomor antrian berada dikisaran nomor 5 atau 7, nah kalau dikisaran nomor 30 atau 40 tentu mau tidak mau Kita harus bersabar untuk menunggu.

Kendati bisa mendaftar secara kolektif di kantor kecamatan Puspahiang, keuntungannya tentu Kita hanya meluangkan waktu sebentar saja menyerahkan berkas persyaratan ke petugas kecamatan, setelah itu Kita bisa langsung pulang ke rumah. Cuma KIA tidak bisa Kita bawa pulang hari itu karena Kita harus nunggu berkas tersebut dikirimkan ke kantor disdukcapil terlebih dahulu setelah melewati verifikasi data oleh petugas kecamatan. Itupun belum tentu ketika berkas sudah masuk ke kantor disdukcapil semua, pencetakan bisa hari itu juga, bisa juga ditangguhkan beberapa waktu.

Ambil contoh seperti Saya tempo hari yang memang disela ada keperluan ke petugas kantor kecamatan puspahiang, kadang Saya juga sempet nanya bagaimana kabar KIA kolektif sekarang yang pernah Saya ajukan dari desa Luyubakti, ternyata masih harus nunggu. Namun alhamdulillah kemarin-kemarin ada sejumlah 24 keping KIA yang sudah selesai cetak untuk desa Luyubakti, Saya ambil KIA tersebut untuk nanti kemudian akan Saya serahkan kepada warga yang bersangkutan. Rencananya dalam waktu dekat perlahan KIA tersebut akan Saya serahkan baik langsung kepada penerima ataupun melalui tangan para kepala wilayah di desa Luyubakti, meskipun memang ada sebagian kecil diantaranya telah Saya serahkan langsung kepada yang bersangkutan.

       Mohon difahami juga oleh masyarakat bahwa KIA selesai cetak tersebut merupakan KIA ajuan kolektif tahun 2019 lalu, yang belum semuanya bisa tercetak. Saya melihat list kolektif pengajuan KIA di laptop Saya, bahwa untuk ajuan tahun lalu masih terdapat beberapa yang belum cetak, sementara berkasnya persyaratannya telah Saya limpahkan ke kecamatan dan mungkin dari kecamatan juga sudah dilimpahkan ke kantor disdukcapil kabupaten Tasikmalaya. Jadi bagi masyarakat yang merasa pernah mengajukan cetak KIA Kolektif dan ternyata saat ini belum jadi mohon bersabar, semoga secara bertahap nanti bisa segera terealisasi.

Oke, bagi yang mau bertanya seputar KIA boleh tulis pertanyaannya di kolom komentar ya🤗
Selamat ngabuburit🙏

MUNGGAHAN SAYA TAHUN INI


    Hari ini Saya akan berbagi cerita tentang kegiatan munggahan Saya kemarin malam dan pada sore harinya. Tapi sebelum lanjut jangan lupa disubscribe terlebih dahulu ya, tekan gambar loncengnya biar gak ketinggalan informasi terkini seputar nu teu nyararambung 😄 .... Halahhhh ... udah kayak youtuber kenamaan saja😄.
Maksudnya sebelum lanjut cerita Saya akan sedikit ulas tentang munggahan itu apa tentunya berdasarkan versi Saya. 

Mendengar kata munggah, Saya kok jadi kepikiran kata 'unggah'nya. Kalau didaerah Saya yang notabene penduduknya bersuku sunda semua. unggah itu bisa diartikan memasuki suatu ruangan/rumah, mampir atau singgah. Meski Saya lebih cenderung ke memasuki rumah, kenapa?
Saya dulu sewaktu usia-usia SD pernah mendengar perkataan orang-orang tua sewaktu ngomongin salahsatu rumah penduduk yang kemalingan/dimasuki pencuri. Katanya : " tuh imah si anu kaunggahan garong " ( tuh rumah si anu kemasukan pencuri ). Entah nyambung atau tidak dengan istilah munggahan, namun yang pasti Saya punya pendapat demikian. 

Lebih lanjut mengenai pengertian munggahan menurut Saya adalah momen akan masuknya bulan suci Ramadhan ke tengah-tengah kaum muslimin sekaligus dengan berakhirnya bulan ruwah/sya'ban. Nah di masa transisi itu disebutnya sebagai istilah munggahan.
Oke faham ya, kalau ada yang belum faham mohon maaf 🙏karna Saya hanya bisa seperti itu saja ngejelasinnya😁


      Oya, dalam kegiatan munggahan itu sendiri beragam cara dilakukan oleh orang-orang. Ada yang pergi ke tempat rekreasi, ada yang pergi ke rumah makan, ada yang pada ke kebun untuk makan bareng, ada juga yang cuma kumpul dengan keluarga di rumah bikin masakan alakadarnya dan disantap bersama. Nah kalau Saya lebih memilih untuk kumpul dengan keluarga dan saudara di rumah, bikin nasi liwet dan makan bareng deh.
Seperti pas malam Kamis kemarin, tanpa persiapan apa-apa pada siang harinya. Giliran mau tiba adzan magrib, mendadak runding sama istri tentang gimana kalau panggil para sepupunya untuk datang dan Kita masak liwet terus kita makan bareng di halaman rumah, kayaknya bakal seru. Singkat kata sepakatlah Kita, lalu Kami membeli ayam potong dua ekor dan bikin perapian di tungku. Ada dua tungku yang dibuat, fungsinya yang satu untuk masak nasi liwet dan yang satu tungku lagi buat bakar Ayam.


Semua pada kumpul dengan tugasnya masing-masing, ada yang motong-motong daging, ada yang bikin bumbu dan melumurkannya ke daging, ada yang memasukan kayu bakar, sedangkan Saya dibagian nusukin daging untuk kemudian disusun pada sebilah bambu yang sebelumnya sudah saya raut.


Gembira rasanya bisa kumpul bareng keluarga dan saudara, meski cuma saudara dekat saja. Karena saudara jauh tidak bisa leluasa pulang, sehubungan dengan situasi seperti sekarang ini semua orang dituntut untuk di rumah saja dalam rangka memutus mata rantai penyebaran covid 19. 
Ramadhan kali ini pun cukup berbeda, Saya menyebutnya sebagai Ramadhan ditengah wabah virus corona. Semoga Kita semua senantiasa dalam perlindungan Alloh subhanahu wata'ala dan dijauhkan dari segala marabahaya, amiin.


Malam pun berlanjut, sesekali hujan turun rintik-rintik dan Kami sempat menduga kalau hujan akan deras, tapi kemudian hujannya ilang kembali, alhamdulillah. Ringkas cerita, nasi liwet sudah matang begitu juga dengan bakar ayamnya. Kami menggelarkan dua pelepah daun pisang di halaman rumah, kemudian nasi liwet segera di tuangkan  perlahan memanjang untuk kemudian Kami santap bersama-sama.
Semoga kebersamaan ini selalu terjaga.

***
    Keesokan harinya, adik Saya yang bungsu memberi tahu lewat chat WA. Katanya di rumah orang tua Saya sama ngaliwet juga, cuma bedanya yang masak dari mulai nasi sama lauknya adalah ibu Saya.


" Wawww ... Ini kayaknya munggahan jilid dua " 😄😄😄, gumam Saya. Sorenya Saya pun berangkat ke rumah orang tua Saya yang jaraknya tidak terlalu jauh, masih bisa ditempuh dengan waktu 3-5 menit saja pakai sepeda motor. Benar saja begitu Saya sampai segera hidangan pun disajikan dan Kami segera menyantapnya bersama-sama di teras rumah, alhamdulillah.

Sekian cerita dari Saya, kalian sendiri bagaimana cerita munggahannya teman-teman?🤗
Jika kalian berkenan, tulis dikolom komentar ya,
Selamat siang, selamat menunaikan ibadah puasa🙏🙏

Wednesday, April 22, 2020

JALAN KEHIDUPAN

Kehidupan memang seperti telah memegang jalurnya sendiri-sendiri,
Apa yang seharusnya datang, ia akan datang tanpa ada satu makhluk pun bisa mencegahnya,
Begitu juga dengan yang pergi, dia akan tetap pergi meskipun Kita tak pernah sudi,
Semua datang dan pergi sebagaimana keharusannya.

Disatu sisi Kita sadari itu, namun terkadang disisi lain Kita sulit untuk menerimanya,
Mungkin ini yang disebut dengan " Tuhan tak pernah menjadikan segala sesuatu hanya sia-sia saja " , semua ada tujuannya dan semua membekas pada rasa diri Kita yang lemah,
Entah itu manis, pahit ataupun biasa saja

Ini unik karena disatu kesempatan manusia bisa merasakan begitu bahagia dan begitu nestapa
Sementara disatu kesempatan berbeda manusia pula bisa merasa sangat 'bening' dalam melihat dua sisi berlawanan tersebut

Sebagaimana manusia biasa tentu keinginan untuk menjadi luar biasa itu ada, apalagi jika melihat berbagai macam persoalan yang terjadi di sekitar Kita yang mau tidak mau menuntut agar Kita menentukan sikap Kita mau seperti apa dan dengan cara apa Kita menyikapinya.

Jangan khawatir, tetap senyum dan jalani peran Kita masing-masing🤗

Monday, April 13, 2020

PIKET MALAM


     Selamat malam, teman-teman!
Malam ini Saya sedang berada di kantor desa Luyubakti, " loh kok malam-malam??🤗 "
" Iya dong ", ini namanya sedang ada tugas piket malam. Jadi semua perangkat desa yang ada di desa Luyubakti ini selain melakukan aktifitas rutin bekerja pada pagi hari sampe siang, malamnya juga harus bertugas piket. Cuma dengan ketentuan yang sudah ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama sebelumnya. Diantaranya piket dijadwal berdasarkan hari yang sudah disepakati masing-masing, kemudian rekan piket juga diatur beberapa orang terdiri dari perangkat desa itu sendiri dicampur dengan hansip ataupun ketua RT. Untuk jadwal sendiri siklusnya gak tetap, jadi jika di malam selasa ini Saya piket, maka pekan depan Saya akan kembali piket di malam Senin. Terus saja seperti itu mundur. 

Oya, setelah malamnya melaksanankan piket. Siangnya ada yang namanya basket ( bebas piket ) artinya seharian itu gak masuk kantor, kecuali kalau pas di hari rabu dan sabtu atau di hari-hari dimana ada perintah khusus dari kepala desa yang mengharuskan semua perangkat desa hadir. Ya misalnya seperti esok hari, melalui whatsapp group kepala desa memerintahkan agar semua perangkat desa hadir tanpa kecuali, dan biasanya semua perangkat desa sudah mafhum dapat perintah seperti itu, tandanya ada hal penting yang akan disampaikan oleh kepala desa.

       Muncul pertanyaan " kenapa sih ko siklus piketnya harus mundur kenapa gak ditetepin aja di hari yang sama?🤗 "
Jadi ketika jadwal piket ditetapkan dihari yang sama alias gak mundur, nanti untuk yang piket dimalam minggu berarti pas basketnya cuma di hari libur saja dan itu gak ' istimewa ' loh buat Kami😁. Nah melihat hal demikian, akhirnya dipandang perlu untuk menjadikan siklus piketnya bergerak mundur. Kalau siklusnya seperti itu kan jadi merata semua orang kebagian basket meski bukan di tanggal merah, faham ya sampai situ.

Selanjutnya pada saat piket malam tak banyak hal yang dikerjakan, hanya seputar pekerjaan ringan saja atau bahkan tidak sama sekali. Kecuali memang kalau dirasa ada pekerjaan yang sangat mendesak seperti dikejar deadline gitu atau ada pekerjaan yang sifatnya cukup rumit dikerjakan pada siang hari, nah biasanya pada malam hari dengan situasi tenangnya bisa membantu pikiran konsentrasi dan fokus mengatasi hal yang rumit itu. 

         Oya, biasanya ketika piket malam juga suka sambil masak nasi liwet, nasi liwet itu nasi yang di masak dalam kuali khusus ( kastrol ) yang sebelumnya sudah dibubuhi aneka ragam bumbu masakan, dituangkan air secukupnya terus ditutup dan mulai deh dimasak sampai benar-benar matang. Terkadang kalau gak masak nasi liwet suka beli gorengan untuk cemilan piket malamnya🤗.

Piket malam ini juga selain dimaksudkan untuk jaga kantor desa, Bisa juga untuk membantu memudahkan warga kalau-kalau ada yang hendak melapor karna ada kejadian pencurian misalnya atau kejadian kriminal lainnya. Selain itu jg kalau ada warga yang sakit parah atau hendak melahirkan terus butuh bantuan mobil desa, warga bisa menghubungi dan datang langsung ke kantor desa. Nanti oleh petugas piket akan ditindaklanjuti laporan ke kepala desa via telpon.

MENURUTKU SIH " YESS "



       Mengutip sebuah kalimat yang sekelibatan nongol di youtube yang gak sengaja Saya lihat sore ini, kurang lebih seperti ini " Kamu menarik karena Kamu berbeda ". Menurut Saya itu bener banget, jadi perbedaan itu membuat Kita jadi menarik. Orang bilang perbedaan adalah rahmat, itu pun Saya setuju. Sebab bagaimanapun Kita adalah ciptaan yang maha agung lagi luhung, segala sesuatu yang terdapat di diri kita mau yang terlihat atau yang tak terlihat adalah karunia terindah alias kesempurnaan yang tiada tara.

Ini merupakan alasan mengapa Kita harus percaya diri, bukan kepedean ya😁.
Segala bentuk kelebihan Kita sudah seyogyanya Kita syukuri karena ini salahsatu anugrah terbesar dari yang maha kuasa untuk Kita sekalian, begitu juga dengan kekurangan Kita sama-sama Kita syukuri dan Kita jadikan sebagai tolak ukur penyeimbang pola pikir Kita terhadap kelebihan tadi. Maksudnya, kelebihan yang terdapat pada diri masing-masing Kita tak sepatutnya Kita sombongkan. Sebab selebih- lebihnya kelebihan manusia, pastilah terdapat kekurangan padanya. Jadi kekurangan diri bisa dijadikan pula sebagai nasehat untuk diri Kita sendiri, boleh juga dibilang sebagai rem diri sewaktu Kita merasa lebih ternyata Kita masih punya kekurangan.

Begitupun halnya kepada orang lain sesama Kita, Kita sudah sepantasnya saling hormat menghormati, tak perlu saling hujat dan merasa benar sendiri. Karena diatas kebenaran ada Tuhan, DIA lah yang maha benar.
Dalam suatu kelompok atau komunitas pun misalnya rasa saling harga menghargai itu perlu, Kita tidak perlu memaksakan kehendak agar orang lain mau ikut kelompok Kita, karena Kita bukan sang maha penguasa, manusia lemah adanya hidupnya pun terbatas oleh waktu.
Alhasil jadilah manusia yang ketika kamu ada diantara manusia lain, orang-orang tidak merasa terganggu dengan kehadiranmu dan Kamu tetap jadi diri Kamu sendiri seutuhnya.

    Ok, menurut kalian gimana tuh mengenai kutipan di youtube tadi, setujukah atau sebaliknya ??🤗🙏

Saturday, April 11, 2020

TAK ADA HUJAN, TAK ADA ALUNAN


Tak ada alunan seindah hujan
Gemericiknya terdengar seperti sebuah dendang
Dendang yang memanggil kerinduan dimasa kecil silam saat untuk merasakan bahagia itu sederhana
Cukup dengan turun dari rumah papan, kemudian lari-lari mengelilingi halaman rumah, menari jingkrak-jingkrak di tengah lahan basah kemudian menghampiri parit tempat air hujan turun dari tiap ujung atap.

Tak ada alunan yang bisa menggantikan nada gemericik hujan di belakang rumah
Dari balik dinding anyaman bambu kehangatan merambat bersama waktu
Dan saat itu tak ada yang lebih berharga daripada buaian seorang ibu.

Sekian lama hujan tak kunjung reda
Riak dedaunan berkilatan diterpa cahaya siang yang mulai merangkak pelan
Lantunan puji pun mendekam dibalik dada


Thursday, April 9, 2020

PELAYANAN CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DIPERMUDAH


   
    
    Ada hal lucu ketika Saya hendak menulis konten blog yang satu  ini😁, entah sudah berapa kali Saya ingin menuliskan konten ini sebenarnya. Tapi gak tahu kenapa baru menulis satu, dua baris kalimat, Saya hapus dan begitu terus, Saya coba lagi di hari berikutnya ternyata gagal dan gagal lagi😣. Mungkin karna bawaannya pengen serius, akhirnya jadi kaku dan mood untuk meneruskan tulisan jadi berantakan. 
" Hmmmphhh …. Gak enak banget kan, sodara-sodara. 
Hehee … maaf jadi curhat "😁.

Baik Kita mulai saja, semenjak penghujung April 2019 lalu ketiadaan blanko KTP-El di Kantor Disdukcapil ( Dinas Kependudukan dan catatan sipil ) sudah menjadi berita biasa dikalangan Masyarakat khususnya di kabupaten Tasikmalaya. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi masyarakat yang ingin mendapatkan KTP-EL terutama bagi warga yang hendak memperbaiki KTP-nya dikarenakan sudah rusak ataupun karena perubahan data yang disebabkan pindah tempat tinggal, perubahan status perkawinan, perbaikan tanggal lahir, Nama, karena hilang dan lain sebagainya.
Saya sendiri melihat keinginan masyarakat begitu besar terhadap ketersediaan blanko KTP-EL tersebut, tak jarang Saya jumpai warga yang bertanya dan mengeluh terkait KTP-EL yang dimilikinya. Mendapatkan pertanyaan dan keluhan seperti itu Saya pun tak bisa berkata banyak, hanya sama-sama berharap semoga di bulan mendatang blanko KTP-EL sudah tersedia kembali di Kantor Disdukcapil kabupaten Tasikmalaya.

   Tahun pun berganti, kabar mengenai ketersediaan blanko KTP-EL sudah mulai terdengar sedikit gaungnya. Dimulai dari pelayanan pencetakan SUKET ( Surat Keterangan Pengganti KTP-EL ) yang semula hanya bisa dilayani di kantor Disdukcapil, kini sudah bisa dilayani langsung di kantor Kecamatan. Kemudian berlanjut ke pelayanan perbaikan data, ini pun sama. Jika di tahun-tahun sebelumnya pelayanan perubahan data hanya bisa dilayani langsung di kantor Disdukcapil, sekarang sudah bisa juga dilayani di kantor kecamatan, kecuali untuk update ( pembaharuan ) NIK. Kemudahan-kemudahan tersebut terus berlanjut hingga ke pelayanan surat pindah dan surat pindah datang baik antar kabupaten / kota, dan antar provinsi semua bisa dilayani di kantor kecamatan. Menurut Saya, ini WOWW banget …😮 , luar biasa tentunya. Masyarakat jadi sangat dipermudah untuk mengurus dokumen kependudukannya, tinggal cukup datang langsung ke kantor kecamatan dengan membawa berkas kelengkapan persyaratan, kemudian ngambil nomor antrian di front office, duduk manis di kursi yang telah disediakan di ruang tunggu  dan taraaaa … dipanggil sama petugas dan sudah selesai seperti itu. Angkat jempol deh 👍buat Disdukcapil kabupaten Tasikmalaya, maju terus dengan terobosan-terobosan barunya, agar masyarakat bisa dengan mudah medapatkan pelayanan terkait dokumen kependudukannya.

Dipenghujung bulan januari tahun 2020, Saya menerima beberapa keping KTP-EL milik warga desa Saya, desa Luyubakti tentunya. Kepingan KTP-EL tersebut diberikan oleh petugas kecamatan Puspahiang langsung kepada Saya dengan nama-nama pemilik KTP-ELnya tertulis didaftar pada selembar kertas. Setelah Saya cek ternyata itu merupakan KTP-EL milik warga berstatus pemula. Maksudnya pemula disini adalah warga yang baru genap berusia 17 tahun atau sudah menikah tapi belum pernah punya KTP-EL, terus datang ke kecamatan untuk perekaman KTP-EL dan setelah satu atau dua pekan jadi deh KTP-ELnya seperti itu.

Sepekan kemudian tepatnya diawal bulan Februari 2020, Saya menerima lagi tuh KTP-EL dengan daftaran penerimanya. Biasa Saya cek kemudian, nah kali ini Saya mendapati diantara nama-nama pemilik dari KTP-EL tersebut ternyata statusnya sebagai warga yang memperbaiki data di KTP-ELnya. Selanjutnya Saya sempet nanya ke petugas / operator kecamatan Puspahiang perihal KTP-EL tersebut dan Saya mendapatkan jawaban yang cukup menyenangkan karena ternyata sekarang pencetakan KTP-EL tidak cuma diperuntukkan bagi penduduk pemula saja akan tetapi penduduk yang hendak memperbaiki data di KTP-ELnya maupun yang KTP-ELnya hilang ataupun rusak bisa dicetak juga, tentunya dengan syarat dan ketentuan berlaku. Selanjutnya KTP-EL dicetak berdasarkan system yang sudah ada di Disdukcapil. Maksudnya, masyarakat tidak perlu repot-repot mendatangi kantor disdukcapil untuk mencetak KTP-ELnya. Masyarakat cukup langsung datang ke kantor kecamatan dengan membawa berkas kelengkapan permohonan cetak KTP-EL, nah nanti oleh petugas kantor kecamatan puspahiang data pemohon dicek terlebih dahulu, lalu didaftarin deh secara online ke kantor Disdukcapil. " Beneran semudah itu?? Lah iya bener banget semudah itu …", nanti setelah beberapa hari KTP-EL dicetak oleh Disdukcapil, begitu KTP-EL tersebut selesai cetak langsung deh diantarkan oleh petugas ke kantor kecamatan Puspahiang, dari kantor kecamatan Puspahiang Saya ambil seperti biasa dan kemudian masyarakat yang bersangkutan cukup datang ke kantor desa Luyubakti untuk pengambilan KTP-EL. Nah nanti dilembar penerimaan KTP-EL, sipenerima membubuhkan tanda tangannya dan dipotret langsung oleh Saya sebagai bukti bahwa KTP-EL sudah sampai ke tangan sipenerima.


Kurang lebih selama bulan Februari 2020, Saya menerima empat kali penyerahan kepingan KTP-EL milik 'wargaSaya', dan diawal Maret Saya kembali menerima kepingan KTP-EL sebagaimana biasa yang mana sebagian besarnya telah Saya serahkan secara langsung kepada warga ada juga yang melalui para Kepala wilayah di lima kedusunan yang ada di desa Luyubakti.
     Terakhir, Saya mendapatkan info dari petugas pelayanan Kantor Kecamatan Puspahiang, bahwa terkait pandemi Covid-19 saat ini, pencetakan KTP-EL ditunda dulu sementara waktu terkait keterbatasan Blanko, namun bagi warga yang hendak membuat permohonan cetak KTP-EL tetap bisa dilayani di kantor kecamatan Puspahiang. Sama halnya dengan pencetakan KTP-EL,  pelayanan pembuatan surat pindah baik pindah antar desa, kecamatan, kabupaten / kota maupun provinsi sama ditunda dulu sampai pemberitahuan berikutnya.

Ok sekian dulu, semoga bermanfaat.🤗



Wednesday, April 8, 2020

MALAM SEPARUH BULAN RUWAH DI KAMPUNG KAMI


    Tadi malam merupakan malam pertengahan bulan Sya'ban ( Nisfu Sya'ban ), atau orang sini lazim menyebut bulan Sya'ban itu dengan istilah bulan Ruwah / Rewah. Dimalam tanggal lima belas bulan Sya'ban sendiri biasa dilaksanakan kegiatan shalat tasbih, dzikir, do'a bersama dan pembacaan surat Yasiin berjama'ah. Rutin setiap tahunnya seperti itu dan memang mungkin sudah dilakukan secara turun temurun sejak 'zaman dahulu' nenek moyang Kita mencontohkannya demikian. Jadi sebelum maghrib orang-orang berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat maghrib berjama'ah, baru deh selesai shalat berjama'ah maghrib dilanjutkan dengan shalat tasbih dan seterusnya hingga datang waktu shalat isya.

Tidak terkecuali di masjid Jami' Al-ikhlas Kampung Cukcrukan, pelaksanaan ibadah pada malam Nisfu Sya'ban ini dilaksanakan dengan khidmat tahap demi tahap. Sesepuh masjid jami' Al-ikhlas, Ajengan ending menuturkan disela muqoddimahnya bahwa meskipun Kita saat ini bahkan dunia sedang dirundung duka mendalam terkait penyebaran virus Corona. Kita mesti terus dituntut untuk selalu mendekatkan diri kepada Alloh SWT, sebab ini merupakan ujian bagi seluruh umat manusia. Selain itu juga Kita senantiasa memohon agar Kita semua dipanjangkan umur seraya dimampukan oleh Alloh SWT agar bisa selalu berada dalam ketaatan kepadaNYA, rezeki yang melimpah beserta barokah, dan memohon agar dikuatkan iman dan islam dari waktu ke waktu.
Prosesi pelaksanaan ibadah di malam nisfu Sya'ban ini pun berlanjut, pembacaan istigfar bersama-sama dan tawassul kian menggema memadati tiap sudut ruangan masjid jami' Al-ikhlas. Kemudian menyusul pembacaan Surat yaasin secara berjama'ah dikumandangkan menambah khidmat suasana.
Selesai kegiatan sekitar pukul 19.05 WIB, terdengar suara adzan isya memanggil, mengundang Kita untuk kembali ruku dan sujud, bersyukur dan tunduk padaNYA.

Dengan diterangi cahaya rembulan redup di langit mendung malam ini beserta kelibatan sinar lampu senter di tangan, Kami pun beranjak pulang menuju rumah Kami masing-masing. Jalanan diantara pematang sawah yang cukup licin sisa guyuran hujan sore tadi Kami jumpai sepanjang perjalanan pulang. Biasanya kalau lagi gak beruntung tak jarang seekor ular melintang menghambat perjalanan, tapi alhamdulillah malam ini segala sesuatunya dimudahkan.

    Sayangnya, Saya tidak sempat mendokumentasikan gambar dari kegiatan malam nisfu sya'ban ini. Karena terkait satu dan lain hal. Namun tak apa yang penting Saya masih bisa belajar menulis dan berbagi coretan kegiatan harian Saya kepada kalian semua, teman-temanku rohimakumulloh.

Tuesday, April 7, 2020

DI RUMAH AJA DULU SEMENTARA WAKTU 🙏🤗



Sampurasun🙏
salam jumpa kembali, teman-teman🤗.
semoga kabar baik senantiasa menyertai Kita sekalian. Amiin

   Ok teman-teman, hari ini Saya tidak kemana-mana alias di rumah aja. Berhubung malam habis melaksanakan piket kantor juga jadi yaa hari ini bisa menikmati yang namanya basket ( bebas piket ) atau tidak masuk kantor untuk bekerja seperti biasanya. Sebenarnya sih kalau sekarang memang jatah masuk kantor desa pun dijadwal, sehubungan dengan pandemi covid-19 sebagaimana Kita mafhumi bersama, kemudian atas kebijakan dari pemerintah daerah pula yang salahsatunya terkait shift kerja.

Dipenghujung bulan Maret lalu tepatnya kebijakan tersebut dimusyawarahkan oleh Kami perangkat desa Luyubakti, kepala desa dan juga ketua BPD ( Badan Permusyawaratan Desa ). Lalu disusunlah jadwal regu kerja, waktu itu Saya sendiri jadwal masuk kantor desa kalau tidak salah hari Rabu bersama dua rekan kerja Saya. Jadi ceritanya dalam sepekan hanya satu kali tuh masuk kantor awalnya, tapi itu tak berlangsung lama, selang dua atau tiga hari kalau gak salah jadwal regu kerja tersebut dirubah, mungkin karena pertimbangan juga mengingat pelayanan kepada Masyarakat harus tetap prima meskipun dalam masa-masa pandemi virus Corona seperti sekarang ini yang dituntut untuk berdiam diri di rumah saja, menjaga jarak aman, dan menjauhi kerumunan.
Saya yang asalnya dijadwalkan hari Rabu, diubah menjadi hari Selasa dan hari jum’at dan rekan kerja pun ditambah yang semula hanya bertiga menjadi berlima. 

Kendati masuk kantor hanya dua kali dalam sepekan, tidak serta merta membuat Kami selaku perangkat Desa kegirangan dan bisa leha-leha berdiam diri di dalam rumah. Karena pekerjaan yang biasa dilaksanakan di kantor, kini sebagiannya Kami bawa dan kerjakan di rumah. Istilahnya saat ini hanya pindah tempat kerja saja untuk sementara waktu, yang asalnya di kantor menjadi di rumah masing-masing.
Oya, jam masuk kerja juga sedikit berubah yang asalnya masuk jam 07.45, kini semenjak pandemi Corona menjadi jam 09.00 WIB. Tujuannya agar dari rentang waktu sebelum jam Sembilan tersebut tiba, bisa dipake buat berjemur terlebih dahulu dibawah hangat sinar matahari pagi. manfaatnya tubuh bisa menjadi lebih hangat dan bugar, selain memang hal seperti itu menjadi salahsatu anjuran juga terkait upaya pencegahan virus Corona.

baik, untuk sementara sekian dulu, teman-teman🤗.
selamat pagi, tetap semangat dan jangan lupa bahagia🤗.
Terima kasih


SENI OLAH PERAN


    Kehidupan tidak selamanya menjanjikan kesenangan dan kebahagiaan, ada satu waktu dimana Kita hanya bisa berdiri dan duduk sembari merasakan ketidak senangan, kecewa, dan tidak bahagia.
Ada satu sisi yang kemudian Kita serasa hanya seorang diri tertinggal di suatu ruang hampa, tanpa teman tanpa pertolongan. Yang bisa dilakukan saat itu hanya diam, seraya memikirkan apa yang tengah terjadi menimpa diri.
Manusiawi memang dan sangat alami, kenapa alami? Sudah menjadi hukum alam semua yang ada di semesta kebanyakan berpasangan. Tentu Kita tak perlu latah mengatakan ada sedih ada senang, ada laki-laki ada perempuan dan seterusnya. Karna memang sudah seperti itulah kenyataannya.

Seandainya Kita mau berpikir dengan cara yang sedikit berbeda, kehidupan ini tak ubahnya seperti sebuah alur cerita yang sudah ditata rapih oleh sang maha tahu. Bagaimana tidak, segala sesuatu berjalan dengan sangat indah. Ambil salah satu contoh Bumi berputar pada porosnya, malam berjalan menggantikan siang dengan sangat halus, mulai dari matahari redup di saat senja diiringi cahya lembayung jingga di ufuk Barat kemudian sayap malam mulai merambat pelan menutupi segenap penjuru langit, lalu Kita menutup pintu dan jendela rumah Kita, berkumpul dan bercengkerama dengan anak istri Kita, beristirahat dengan nyaman setelah seharian tubuh Kita bekerja hingga kelelahan, begitu setiap hari terus dilakukan berulang-ulang.

Jikalau boleh dikatakan, cerita kehidupan juga ibarat sebuah buku diri yang setiap hari bertambah satu lembar. Kita hanya sedang meniti tiap huruf dari tulisan cerita dibalik lembaran itu, ini berarti sebagai manusia Kita hanya berperan saja menjalani peran Kita masing-masing, sesederhana itu.
" Oh jadi kayak di film-film dan sinetron dong bang ? "
Ya bisa jadi seperti itu, Kita hanya seorang aktor dan aktris saja yang sedang menjalani seni olah peran berdasarkan skenario Tuhan. Oleh sebab itu setiap kesedihan, kekecewaan biarlah jalanilah dengan penuh kesadaran, pun suatu saat Kita akan kembali dipertemukan dengan episode dimana Kita bisa tersenyum bahagia sebagaimana ketika kita sedang ditimpa suatu kegembiraan dan kesenangan.

    Selesaikan peran Kita, sebab tidak semua makhluk bisa mendapat kesempatan seperti Kita menjad manusia yang diberi akal pikiran, dituruni ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana cara menyikapi segala hal termasuk kehidupan didalamnya.

So, tetap berterima kasih kepada Alloh. Semoga Kita senantiasa ada dalam lindungan dan bimbinganNYA. Amiiinn

Sunday, April 5, 2020

LUYUBAKTI SIAGA


Sampurasun!🙏
Salam jumpa kembali teman-teman🤗
Semoga hari ini kabar baik senantiasa menyertai Kita semua🤗

     Menyikapi pandemi virus corona yang makin hari kian santer diberitakan di berbagai media, pemerintah desa Luyubakti mengambil langkah preventif  dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19 ini. Kerjasama dengan berbagai pihak sudah barang tentu terus dilakukan dari mulai muspika kecamatan puspahiang, UPTD Kesehatan puspahiang, para alim ulama ( MUI ) setempat, para tokoh masyarakat dirangkul untuk sama-sama siap siaga tanggap bencana corona ini khususnya di wilayah pemerintahan desa luyubakti sendiri.

Salahsatu upaya yang terus dilakukan adalah mengedukasi masyarakat tentang bagaimana seharusnya menyikapi wabah virus corona ini, masyarakat dituntut agar tidak panik dan selalu waspada tanpa menyepelekan 'keganasan' dari virus yang sangat cepat proses penyebarannya tersebut.
Selanjutnya, masyarakat dihimbau agar selalu menerapkan pola hidup sehat dari mulai cuci tangan, makan-makanan bergizi, mengenakan masker pelindung dan tidak bepergian kecuali untuk memenuhi kebutuhan yang sangat penting dan mendesak saja, jauhi kerumunan serta jaga jarak aman.

     Pemerintah desa luyubakti juga bekerjasama dengan petugas kesehatan setempat dalam rangka pemenuhan kebutuhan cairan desinfektan untuk penyemprotan ke fasilitas-fasilitas umum warga seperti masjid, madrasah, langgar, los-los pengepul manggis dan lain sebagainya. Usaha ini dilakukan tentunya bukan semata-mata hanya penyemprotan belaka akan tetapi disisi lain semoga masyarakat desa luyubakti bisa mengikuti dan menerapkan penyemprotan tersebut pula untuk rumahnya masing-masing secara swadaya, mengingat untuk racikan cairan desinfektan sendiri relatif mudah diracik dan mudah didapatkan di warung-warung terdekat.

Selain upaya tersebut, pemerintah desa luyubakti juga mendata sejumlah warga desa luyubakti yang pulang dari perantauan dan yang masih berada di perantauan. Data terakhir yang berhasil Kami catat terdiri atas warga yang pulang dari perantauan sejumlah 61 orang dan yang masih berada diperantauan sebanyak 106 orang. Ini penting karena warga yang pulang dari perantauan rata-rata mereka datang dari kota yang ditandai sebagai zona merah penyebaran covid-19. Namun alhamdulillah sejauh ini warga desa Luyubakti yang pulang dari kota terpantau aman dari paparan virus Corona, informasi tersebut kami dapatkan dari petugas kesehatan Pustu desa Luyubakti.

Kendati masih aman, tapi bukan berarti Kami   selaku pemerintah desa Luyubakti bisa lega. Upaya-upaya pencegahan secara masif terus dilakukan, kemarin ( 4/4 ) Desa luyubakti kedatangan tamu dari muspika kecamatan puspahiang, petugas puskesmas kecamatan puspahiang dan juga petugas kesling, masih dalam rangka upaya pencegahan penyebaran virus corona baik secara sosialisasi dan melakukan penyemprotan langsung oleh para petugas ke tempat-tempat atau fasilitas-fasilitas umum warga, selanjutnya penyerahan cairan desinfektan dari petugas puskesmas kecamatan puspahiang kepada kepala desa Luyubakti untuk dipergunakan secara menyeluruh bagi fasilitas-fasilitas umum warga yang tersebar di banyak titik di wilayah pemerintahan desa Luyubakti.

Lalu sebagai salahsatu bentuk kepedulian pemerintah desa Luyubakti untuk warganya, dilakukan pembagian masker gratis secara simbolis, untuk kemudian disalurkan langsung oleh kepala wilayah ke masing-masing kepala keluarga yang tersebar di wilayah pemerintahan desa Luyubakti dengan rincian dari jumlah 1.297 kepala keluarga, masing-masing mendapatkan satu buah masker.

     Kami berharap kepada seluruh masyarakat desa Luyubakti mari kita sama-sama melakukan upaya pencegahan covid-19 ini di lingkungan Kita sendiri terlebih dahulu, dan semoga wabah ini cepat berlalu agar kita bisa kembali beraktifitas seperti biasa.

Sekian dulu, teman-teman🤗
Rahayu, rahayu sagung dumadi🙏

DARURAT COVID-19


Sampurasun!🙏
Salam jumpa kembali teman-teman.🤗
Semoga saat ini kita senantiasa ada dalam lindungan yang maha kuasa. Amiiin🤗

    Berbicara tentang wabah virus corona hari ini seakan tidak ada habisnya, dampak yang ditimbulkannya pun beraneka ragam. Mulai dari dampak kesehatan, sosial bahkan dampak ekonomi kian dirasakan masyarakat indonesia baru-baru ini. Upaya pemerintah dalam rangka penanggulangan dampak tersebut gencar dilakukan mulai dari mengeluarkan kebijakan, melakukan tindakan nyata pencegahan dan penanganan khususnya bagi mereka warga negara indonesia yang sudah positif terpapar covid-19.
Diantara kesimpulan isi dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah putuskan mata rantai penyebaran virus corona dengan melakukan pembatasan interaksi sosial warga negara indonesia atau kemudian kita kenal dengan social distancing, ini tujuannya agar warga yang sudah terpapar virus corona tidak menularkan virus tersebut kepada orang lain dan bagi warga yang sehat tetap aman dengan cara tidak pergi kemana-mana ( di rumah saja ).

Timbul masalah baru, pro kontra di masyarakat terkait kebijakan itu. Bagi yang pro dengan kebijakan tersebut tentu menyambut baik upaya pemerintah, mereka nurut untuk tetap di rumah saja. Tapi justru bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah, hal ini menjadi semacam simalakama. Satu sisi pemerintah mengeluarkan kebijakan itu untuk melindungi setiap warga indonesia, namun di sisi lain kebutuhan ekonomi yang kian hari makin sulit berdampak pada penolakan warga atas kebijakan tersebut. Ambil salahsatu contoh di kota-kota besar, khususnya bagi mereka para pengemudi ojek online yang tiap hari biasanya wara-wiri membawa penumpang, dengan adanya kebijakan pembatasan sosial atau social distancing, mereka seperti dipaksa untuk kehilangan mata pencahariannya sehari-hari secara tidak langsung. Dengan adanya social distancing, orang-orang yang biasanya ramai pergi ke pusat-pusat perbelanjaan, kantor maupun pabrik kini menjadi sepi. Sedangkan kebutuhan ekonomi anak istrinya di rumah, tentu sudah dapat kita tebak sendiri.

Covid-19 atau ada juga yang menyebut dengan nama novel corona virus ini merupakan wabah yang mendunia saat ini, sebagaimana kita ketahui bersama awal mula virus ini berasal dari negeri tirai bambu, cina.
Disini Saya tidak akan membahas mengenai seperti apa virus itu, bagaimana awal mula virus itu tercipta. Biarlah itu menjadi tugas para ahlinya untuk meneliti dan menerangkannya untuk kita sekalian.
Yang tak kalah penting bagi kita adalah bagaimana cara kita sendiri dalam menyikapi fenomena penyebaran covid-19 ini.
Saya sendiri melihat ' riak ' di masyarakat beraneka ragam, ada yang panik, sangat panik, biasa saja, tidak begitu peduli, menyepelekan, bahkan tak jarang corona menjadi bahan candaan.
Sementara itu masyarakat kita dewasa ini benar-benar diuji dari segala sisi menurut saya. Ujian itu yang secara langsung dari virus corona itu sendiri, kepanikan yang luar biasa, dan arus informasi di media sosial yang tak jarang mengandung muatan-muatan negatif ( hoaks ). Tapi apapun cara kita untuk menghindar dari hal tersebut seperti sia-sia saja, karna arus informasi seakan tidak bisa terbendung dan kita menerimanya dengan cara kita sendiri, menerima sendiri menyimpulkan juga sendiri. Hingga pada akhirnya memicu keresahan di masyarakat, tentu masalah seperti itu sangat tidak kita harapkan.
Selanjutnya, bagaimana upaya kita dalam menyikapi wabah ini?
Saran saya kita jangan panik apalagi terlalu panik sampai-sampai kita jadi sangat ketakutan begitu mendengar berita-berita di media mengenai korban covid-19 yang makin hari kian bertambah bahkan hingga ada korban meninggal dunia. Ini cukup kita jadikan dasar saja untuk usaha kita sendiri agar senantiasa hati-hati dan waspada. Kemudian laksanakan anjuran dari pemerintah setempat diantaranya melakukan pola hidup bersih dengan cara cuci tangan pakai sabun, gunakan selalu masker pelindung mulut dan hidung serta penyemprotan cairan desinfektan yang bahan-bahannya bisa kita racik sendiri, lalu berjemur di pagi hari, upayakan tenggorokan jangan sampai kering, minumlah air hangat bila perlu, konsumsi makanan sehat dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C, bahkan kalau dirasa perlu konsumsi juga vitamin E. Alhamdulillah di Kita hari ini sedang dikaruniai musim panen raya buah manggis, ini jadi anugrah tersendiri bagi kita semua ya minimal suplay buah yang mengandung vitamin c, kita mudah untuk mendapatkannya.

Kemudian, kita juga jangan sampai menyepelekan bahkan menjadikan candaan dengan wabah covid-19 ini. Kenapa?
Musibah bisa terjadi kapan saja loh dan bisa menimpa siapa saja tanpa pandang bulu, kita mafhumi bersama apabila kita sakit mau jenis penyakit influenza pun rasanya pasti tidak enak apalagi misalkan corona, tapi kita berlindung kepada Alloh SWT agar kita senantiasa dalam perlindungannya setiap saat.
Lantas Kita juga jangan sampai menyombongkan diri atas kesehatan yang masih Alloh anugerahkan kepada Kita hingga saat ini, sehingga kita merasa jumawa dan berbicara seenak jidat kita bahwa hanya dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan baik pasti deh corona gak bakal mempan ke kita, atau misalkan hingga menantang seolah-olah kita yang paling benar hanya karena mengikuti sebuah kebiasaan tertentu. Jika demikian, maka sudah barang tentu akan menjadi nilai minus bagi diri kita sendiri dimata orang lain.

Pandemi covid-19 ini menyita perhatian dunia, tidak terkecuali negara kita tercinta. Upaya-upaya terbaik pemerintah dan 'alim ulama dalam rangka melindungi bangsa ini terus dilakukan. Kita ambil positifnya saja sembari terus mendo'akan yang terbaik tentunya untuk negeri kita tercinta dan seluruh bangsa indonesia.

Akhir kata, mohon maaf jikalau ada salah dan kekurangan dalam penyampaian pendapat Saya ini, 🙏mohon koreksi dari teman-teman semua agar Kita selalu kompak dan saling mengingatkan satu sama lain.🤗

Terima kasih,🙏
Rahayu, rahayu sagung dumadi🤗🤗

Saturday, March 21, 2020

MASA BERSEMI


Beranjak tinggi tumbuh matahari hangat di tepi
Kedua sisi merasakan kematangannya
Apa yang ditangan digenggam erat
Apa yang kemudian diharap dikejar pula

Sisi sunyi itu hilang
Seperti sebuah musim yang lama tidak hujan
Lalu banjir datang sendiri
Para petani tentu tak lagi mengaduh
Para peternak tak lagi susah
Ubah zaman musim berganti

Beranjak tinggi sejuk angin semilir
Rambut terurai helai demi helai
Seperti lembaran buku cerita yang dibacakan ibu sebelum anaknya jatuh terlelap

Mimpi-mimpi berkejaran di langit senja
Ada begitu banyak yang menari-nari seiring sore usang ke barat
Akan tetapi danau biru mata airnya dari akar kayu
Sebesar apapun itu hujan dan matahari tak boleh redup

Ketika batang beranjak tinggi
Dahan dan daun punya kisahnya sendiri-sendiri
Ke kanan ke dalam intisari bumi
Ke kiri ke jurang malam milyaran dewi

Seiring waktu yang diperlukan hanyalah tongkat penyangga
Penyangga itu dibutuhkan sebagai teman perjalanan atau sebagai pembantu ketika senang rapuh berdiri

Di keheningan banyak sekali rupa
Bukan menulis tapi melukis
Tidak hidup namun menjiwai

Bergambar-gambar, bercermin berserakan pula
Pecahan itu membunuh satu demi satu
Berdarah, mengusung keranda
Dalam lautan ku hantarkan jua

Sikap batu di dalamnya emas
Emas tak muncul hitam abadi
Berkerumun semut legam menyelimuti
Tanpa tanya tanpa melirik

Malam pun kian larut,
Rinduku dan segumpal kain menembus langit-langit ...


Dangdeur : Sebelum satu dasawarsa

Friday, March 20, 2020

TIDAK TAHU


Menemuimu saat matahari tenggelam, sama saja dengan mencintai sosok bayangan.

Tak ada hujan yang begitu dirindukan, melainkan hujan yang dengannya bumi mati dapat menumbuhkan aneka ragam

Sesosok mayat yang terbujur kaku dipaksa menggelitik sebongkah batu, sementara milyaran yang hidup hanya memerjuangkan kehendaknya sendiri-sendiri

Jika siang telah beranjak
Dan suara guntur memekikkan air mata
Semua mata hanya bisa berdiam diri di bawah lubang bernama rasa nyaman

Melihatmu saat terang benderang, sama saja dengan berharap pada bidadari lamunan

Rayuan, pujian ...
Tidak bisa mengubah apa-apa
Bahkan hingga menyentuh hati pun tidak

Sebenarnya kau ini apa?

Aku melihat burung-burung dan bunga melati yang tak wangi
Kemudian ku paksa untuk mencium bau
Tapi sekali lagi rasamu berbaju-baju
Sehingga bagaimana ceritanya angin dapat dengan mudah menyentuh kulit kebalmu?

Aku menanam segenggam pasir di dalam tanah langkamu
Berharap dengan itu ladangmu bisa sedikit tersuburkan
Tapi ku tanam batu sendiri
Tanahmu menjadi gunung tegak berdiri

Menemuimu di waktu senja, sekilas bagai menemukan zamzam di tengah kerontangnya padang pasir
Pelangi melengkung berwarna-warni
Langit jingga dalam sekejap
Lalu hujan turun beribu-ribu
Sembilu menusuk tulang punggungku

Ada apa didingin malam sehingga pencuri setampan cahaya kunang-kunang
Ada apa ketika jemari tinggal setengah dan separuhnya tenggelam ke dasar samudera waktu
Palung cintaku buta di mariana
Sementara nafas tak bisa menolong
Keberdayaan dalam sesaat hanya bisa mengeong

Semburat cahya di tengah malam menjelang dini hari
Dikala kemarin aku timbul tenggelam menggapai tak sampai-sampai
Tiada matahari terbit lebih awal melainkan engkau menyusup dibalik buku-buku teori tentang hidup, cinta, asa hingga perjuangan palsu

Jasad-jasad tak bernyawa pun tenggelam dalam lautan segelas anggur.


Dangdeur : Sebelum satu dasawarsa