Monday, September 2, 2019

SAMPURASUN !

     “ Salasa nyunda “ merupakan istilah baru yang sekitar satu, dua bulan ke belakang sempat ramai dibicarakan terutama di kalangan pemerintahan desa Luyubakti. Pun demikian bukan tanpa sebab, namun istilah tersebut mencuat ketika Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto menggulirkan program bertema Salasa nyunda. Hal ini bertujuan dalam upaya ngamumule’ ( memelihara dan melestarikan ) adat sunda itu sendiri. Senada dengan hal itu, bagi laki-laki di tiap hari selasa agar mengenakan pakaian adat sunda berupa pangsi lengkap dengan iketnya dan bagi perempuan menggunakan pakaian kebaya.
Tidak hanya sebatas berbusana, namun di tiap hari selasa tiba dalam berbahasa pun harus menggunakan Bahasa sunda dan tatakrama tingkah laku yang sopan serta santun, menebar senyum manis kepada sesama jika bertemu/berpapasan. Selanjutnya makanan yang dikonsumsi juga di upayakan makanan khas sunda atau bisa juga makanan yang dihasilkan dari hasil bercocok tanam bisa berupa umbi-umbian, biji-bijian atau kacang-kacangan. 

    
 Saya sendiri sebagai orang sunda merasa program ini sangat positif, mengingat cara dan ciri orang ‘sunda’ memang harus dibangkitkan kembali, dilestarikan dan juga dicintai. Mengapa? Karna tidak ada yang begitu benar-benar mencintai budaya sunda kecuali bangsa sunda itu sendiri. Begitu juga dengan Bahasa atau basa, tidak ada yang benar-benar mencintai Bahasa/basa Sunda kecuali bangsanya ( orangnya ) sendiri.


Sampurasun, baraya !
Mugia rahayu sagung dumadi